Makalah Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
Dewi Ulviani
NIM:2114T1023
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi oleh masyarakat sekarang ini sudah
menjadi biasa, tidak lagi menjadi impian yang sulit diwujudkan, termasuk
pemanfaatannya di dunia pendidikan. Mengingat pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk dunia pendidikan sudah menjadi bagian yang tak
terpisahkan, diperlukan pemasyarakatan sekaligus implementasi sistem informasi
manajemen pendidikan yang tepat agar pelaksanaan dan pemanfaatannya optimal
sesuai dengan kepentingan dan sasaran dunia pendidikan.
Zulkifli Amsyah
menyatakan Berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi telah membuka kemungkinan-kemungkinan kegiatan yang sebelumnya
sulit atau bahkan tidak bisa dilakukan, saat ini dengan mudah bisa dilakukan,
misalnya kegiatan berkirim informasi ataupun kegiatan-kegiatan pendidikan
secara online. implementasi teknologi informasi dan komunikasi beserta
komponen infra strukturnya benar-benar telah menandai terjadinya revolusi
peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam sistem organisasi
dapat di selesaikan secara cepat, akurat, efektif dan efisien.
bahwa
Perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak jaringan, sekarang lebih
meningkatkan efiiensi, produktivitas, dan kecepatan pekerjaan dan pelayanan
pelanggan.[1] Di abad teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini
segala macam bentuk teknologi informasi dan komunikasi dapat diperoleh dengan
cara yang relatif mudah dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
yang ringkas dan canggih, dilihat dari trend perkembangan software
dan hardware.
Pengelolaan
sistem informasi manajemen pendidikan idealnya adalah bagaimana para
pengambil keputusan bidang pendidikan misalnya, berapa jumlah sumber daya
manusia pendidikan yang dibutuhkan, jenis sekolah, tingkatan sekolah,
pelaksanaan kurikulum perkembangan lembaga pendidikan, yang dapat memperbaiki proses
manajemen pendidikan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.[2]
Dalam dunia pendidikan penggunaan dan pengelolaan sistem informasi manajemen
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan itu sendiri.
Kedua
bidang ini saling membutuhkan satu sama lain. Dalam menggambarkan hubungan kedua
aspek tersebut, manajemen menilai pendidikan sebagai penggerak pada sistem informasi
manajemen pendidikan, sekaligus sistem informasi manajemen pendidikan sebagai
penentu proses manajemen pendidikan.[3]
Meningkatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada bidang Komputerisasi
telah menunjukkan bahwa perkembangan tersebut dapat membantu memecahkan
masalah pada proses implementasi sistem informasi manajemen pendidikan. Menurut
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa:
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.[4]
Implementasi
sistem informasi manajemen pendidikan adalah sebagai pendukung kegiatan fungsi
manajemen seperti planning, organizing, actuating, controlling dalam
rangka menunjang tercapainya sasaran dan tujuan fungsi-fungsi operasional dalam
organisasi pendidikan.[5]
dalam rangka untuk menunjang tercapainya sasaran dan tujuan fungsi-fungsi
operasional dalam organisasi pendidikan.
Mencermati berbagai fenomena dari
perkembangan sistem informasi manajemen pendidikan dan pemanfaatannya di
dalam dunia pendidikan saat ini maka bagaimana seharusnya pihak-pihak terkait
mengantisipasi perkembangan sistem informasi manajemen pendidikan serta
pemanfaatannya tanpa kehilangan kontrol dan landasan organisasi
pendidikan yang antara lain menyangkut efektivitas dan efisiensinya.
B. Rumusan
Masalah
Berawal dari deskripsi latar
belakang masalah di atas maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan
dijadikan kajian utama dalam makalah ini
adalah bagaimana implementasi
sistem informasi manajemen pendidikan? Untuk mengkaji pokok permasalahan tersebut
maka penulis mem-breakdawn ke dalam beberapa submasalah yaitu:
1. Bagaimana bentuk implementasi sistem
informasi manajemen pendidikan?
2. Bagaimana
dampak implementasi sistem informasi manajemen pendidikan terhadap etika
dan sosial?
3.
Bagaimana hasil implementasi sistem
informasi manajemen pendidikan?
II.
PEMBAHASAN
A.
Bentuk Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan
Seiring majunya
peradaban dunia dan dinamika kehidupan penduduk bumi yang cenderung vertikal,
tidak jarang menimbulkan gejolak kehidupan sosial. Permasalahan sosial selalu
timbul setiap saat dikarenakan sangat cepatnya arus globalisasi. Sarlito W.
Sarwono, menyatakan bahwa:
Maju
dan berkembangnya peradaban dunia juga mempengaruhi alat pendukungnya,
diantaranya adalah teknologi komunikasi yang penggunaanya sebagai alat bantu
untuk memproses dan mentransfer perangkat data informasi yang dibutuhkan,
teknologi komunikasi pula sebagai sebab masuknya norma dan nilai baru dari luar yang pada gilirannya
norma dan nilai baru ini masuk ke dalam lingkungan kehidupan keluarga dan
masyarakat.[6]
Era baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperlukannya reformasi pendidikan
yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan
dunia pendidikan. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha
menggunakan perangkat komputer, yang dapat di aplikasikan sebagai sarana
komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan
Sistem informasi manajemen marupakan
sistem operasional yang malaksanakan
beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan luaran yang berguna bagi pelaksanaan
operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan.[7] Penerapan
sistem informasi manajemen pada kehidupan sehari-hari kini makin banyak
dijumpai. Selain seperti pada bisnis, perbankan, pemerintahan, ataupun
perhotelan. Dalam dunia pendidikan (SIMDIK) pun sistem informasi manajemen
serta teknologi informasi sangatlah mendukung untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Dewasa ini perkembangan dan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah berjalan dengan sangat
pesat. Berbagai kemudahan memperoleh informasi dari berbagai penjuru
dunia dalam hitungan detik, yang pada “zaman batu“
dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin, kini telah menjadi
kenyataan.
Implementasi pendidikan di masa mendatang akan mengalami perubahan
paradigma secara mendasar, khususnya yang disebabkan oleh aplikasi teknologi
infrmasi yang mempercepat transfer ilmu pengetahuan. Jenis teknologi yang
secara langsung berpengaruh kuat pada
pelaksanaan pendidikan adalah komunikasi TV, radio, komputer, jaringan
internet, yang dapat dikontruksi untuk suatu proses pembelajaran.[8]
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, sudah banyak memanfaatkan
informasi tersebut. Dengan Teknologi informasi akan memberikan nilai tambah
dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah lainnya. Dalam pemanfaatan
teknologi informasi diharapkan tingkat daya pikir serta kreativitas guru
dan peserta didik serta masyarakat dapat berkembang. Pada proses pengelolaan
sekolah yang modern berbasis teknologi informasi semakin banyak sekolah yang menerapkan
Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIM Sekolah), baik yang merancang sendiri,
program dari pemerintah maupun dikerjakan secara profesional oleh tenaga ahli.
Penggunaan sistem informasi manajemen sekolah tidak hanya sebagai proses otomatisasi
terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan
kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi akan
berjalan dengan efisien, terukur dan fleksibel.
Di dunia pendidikan, banyak sekali lembaga pendidikan yang berhasil
mengembangkan teknologi informasi dalam mendukung proses pembelajarannya, baik
di dalam maupun di luar negeri sehingga
dapat mengadopsi pola pembelajaran yng lebih mudah, cepat, memiliki nilai
tambah serta inovatif dalam mencari formulasi baru untk memberikan tambahan ilm
maupun keterampilan bagi peserta didiknya.[9] Sekolah
yang melakukan pelayanan terhadap siswa merupakan institusi yang sangat
membutuhkan kehadiran teknologi informasi sebagai pendukung peningkatan
kualitas pelayanan.
Sistem informasi manajemen
Sekolah dapat dikatakan berjalan apabila semua komponen sekolah dapat
menggunakan dan memanfaatkan sistem itu sendiri. Sebagai contoh ada suatu
sistem informasi sekolah lengkap dan terpadu yaitu Integrated School Information
System (I-SIS) yang memiliki fasilitas terpadu atau terintegrasi jadi satu
mulai dari database peserta didik, guru, Bimbingan dan Konseling, kartu pelajar
barcode, absensi siswa, guru pegawai, nilai (ulangan, UTS, UAS, try out
dll) Rapor otomatis, pembayaran, SMS Gateway. Selain itu I-SIS juga bisa
terhubung dengan Scanner LJK bila ulangan atau ujian menggunakan lembar jawaban
komputer maka scanner akan otomatis mengirim nilai ke database sistem,
untuk absensi siswa, guru dan pegawai dapat menggunakan sidik jari yang
otomatis terlapor ke wali siswa bila siswa bolos atau alpha. Manfaat untuk guru
bidang studi nilai akan diolah otomatis tinggal memasukan rumus sesuai
keinginan masing-masing guru, ledger dan rapor juga otomatis tinggal
print.
Aplikasi SMS Gateway
sistem atau biasa disebut SMS Smart School ini juga mudah karena
dikelola sendiri oleh sekolah jadi biaya akses lebih murah dan mudah dipantau.
Dengan SMS Smart School wali siswa dapat menerima laporan otomatis dari
sekolah misalnya : nilai (ulangan, Ujian, Try out, Unas), absensi siswa,
pelanggaran disiplin, pembayaran, data guru dan informasi sekolah lainnya.
Selain terkirim otomatis wali murid juga bisa mengirim permintaan info sekolah
melalui SMS. Dengan SMS ini guru juga bisa mengirim tugas rumah atau soal
melalui SMS, Kepala sekolah bisa memantau aktivitas di sekolah melalui handphone.
Dalam sistem ini juga dilengkapi aplikasi perpustakaan, piket, bel sekolah dan
lain-lainnya. Waktu yang dibutuhkan implementasi I-SIS sampai berjalan hanya 3 hari termasuk training dan pelatihan.
Gambaran di atas adalah sebuah sistem informasi manajemen sekolah yang saat ini
sangat diperlukan dalam pengelolaan sekolah yang modern berbasis teknologi informasi
yang sangat bermanfaat untuk efisiensi kerja, meningkatan mutu pembelajaran
maupun efisiensi biaya.
Pada
pelaksanaan implementasi sistem informasi manajemen sekolah, suatu sistem dapat dikatakan berjalan baik
dan normal apabila semua komponen sekolah mulai guru, bimbingan konseling, tata
usaha, bendahara dan juga kepala sekolah bisa menggunakan dan memanfaatkan
fasilitas sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan tidak tergantung pada
administrator sekolah.
Manajemen
pendidikan merupakan sekumpulan fungsi untuk menjamin
Efisiensi dan efektivitas pelayanan
pendidikan, melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan,
penyiapan alokasi sumber daya, stimulus dan koordinasi personil, penciptaan
iklim organisasi yang kondusif, serta penentuan pengembangan fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat di masa depan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa manajemen pendidikan pada hakikatnya adalah menyangkut tujuan
pendidikan, manusia yang melakukan kerjasama, proses sistemik dan sistematik
serta sumber-sumber yang didayagunakan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
manajemen pendidikan adalah suatu cabang ilmu manajemen pendidikan yang
mempelajari penataan sumber daya manusia, kurikulum, fasilitas sumber belajar,
dana serta upaya mencapai tujuan lembaga secara dinamis. Pengelolaan sistem
informasi manajemen pendidikan terdiri atas unsur input, proses dan output.
Apabila
unsur-unsur tersebut diterapkan pada sekolah, maka akan terlihat sebagai
berikut :
1.
Input
terdiri atas kurikulum,kesiswaan,kepegawaian, sarana dan prasarana, hubungan
sekolah dengan masyarakat, keuangan, marketing dan sim biodata smk ;
2.
Proses
dapat dilakukan dengan manual dan bantuan computer. Proses manual dengan cara
konvensional sedangkan proses dengan bantuan computer mempersyaratkan
kondisi tertentu, yaitu : adanya struktur organisasi dan prosedur yang pasti,
tersedia data, adanya pengelolaan dan pemeliharaansystem;
3.
Output
merupakan informasi yang disajikan
untuk pimpinan
(kepala
sekolah) atau pihak lain yang membutuhkan sebagai bahan dalam
membuat
atau mengambil keputusan.
Proses
penerapan pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan
berbasis computer, harus di ketahui
bagaimana proses dan alur penanganan informasi di sekolah, yaitu :
a.
Proses
perencanaan data, menetapkan tujuan, jenis data dan waktu
pengumpulan data;
b.
Proses
pengorganisasian data, menentukan tugas dan ruang lingkup data yang ditangani
oleh sekolah ;
c.
Proses
pengumpulan dan penyiapan data, menentukan metode , menentukan
sumber data, dan menyusun pengumpulan data, serta
pelaksanaan pengumpulan data;
d.
Proses
pengolahan data, menentukan format sajian, menyesuaikan permintaan informasi
dan mengamankan informasi;
e.
Proses
penyajian laporan, menganalisis dan menginterprestasikan hasil olahan
data
serta mengamankan hasilnya.
Untuk
melihat sampai sejauh mana proses implementasi Pengelolaan sistem informasi
manajemen pendidikan, sebagai kepala sekolah mempunyai beberapa kriteria dalam
menjalankan sistem informasi manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut :
1) Dapat menentukan pendekatan yang
tepat dalam merencanakan sistem Informasi manajemen pendidikan di sekolahnya.
2) Penerapan sistem informasi manajemen
pendidikan secara efektif dan efisien
oleh
kepala sekolah ditunjukkan dengan kemampuan: mengumpulkan data
secara
komprehensif sesuai dengan kebutuhan, mampu mengolah data dengan
menjadi informasi yang tepat, mampu menggunakan sistem informasi
manajemen pendidikan sebagai hasil olahan dalam mengambil keputusan.
Dalam
pelaksanaan administrasi sistem informasi digunakan beberapa Macam
administrasi yaitu administrasi ketatausahaan, administrasi guru dan pengajaran.
Pengelolaan dan pelaksanaan SIMDIK telah banyak membantu, memperlancar dan
mempermudah pelaksanaan administrasi ketatausahaan di sekolah. Hal ini
disebabkan karena segala informasi maupun data yang menyangkut administrasi
sekolah telah tersimpan sehingga dapat memperlancar kegiatan akademik,
tersedianya informasi yang dibutuhkan, secara cepat dan tepat, pekerjaan akan
lebih efektif dan efisien.
Kriteria
atau ukuran keberhasilan manjemen pendidikan adalah produktivitas pendidikan,
yang dapat dilihat pada produk, hasil atau efektivitas dan pada proses, suasana
atau efisiensi. Kriteria keberhasilan memerlukan proses manajemen pendidikan,
minimal meliputi perilaku manusia dalam berorganisasi.
Perilaku manusia dalam berorganisasi
dapat dinyatakan dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atau pengendalian
termasuk memimpin.
Organisasi
yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya
manusia, memerlukan manajer yang mampu merencanakan, melaksanakan, memimpin
dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada tiga hal penting yang perlu dicermati dari definisi tersebut antara lain
proses, pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam
manajemen pendidikan, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia manusia itu sendiri.
Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan
serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan
oleh pimpinan harus berpegang beberapa prinsip, yaitu :
1) Prinsip pengarahan pada tujuan ;
2) Prinsip keharmonisan dengan tujuan ;
3) Prinsip kesatuan komando.
Pendelegasian
wewenang bersifat lebih umum. Pemimipin melimpahkan
sebagian dari wewenang yang di
milikinya kepada bawahan melalui Job Discription (jabaran tugas) pada
masing-masing personil. Secara praktis fungsi Actuating ini
merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf
pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen
melalui penentuan masalah, penetapan tujuan, penetapan tugas dan sumber
daya penunjang, menggerakkan dan mengarahkan, memiliki keberhasilan sumber
daya manusia.
B.
Dampak implementasi sistem
informasi manajemen pendidikan terhadap etika dan sosial
Meningkatnya penggunaan komputer menjadi perhatian yang semakin besar,
terutama pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna. Di satu
sisi, perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan
banyak keuntungan, salah satu manfaatnya
bahwa informasi dapat dengan mudah diperoleh dan pengambilan keputusan
dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas, namun di sisi lain perkembangan teknologi informasi,
khususnya komputer menimbulkan masalah baru.
Melihat perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat serta
penggunaannya yang sangat banyak diminati khususnya oleh organisasi pendidikan
memunculkan beberapa dampak positif dan negatif. Menurut Eti Rochaety dampak
positif diterapkannya teknologi informasi pada organisasi pendidikan adalah
kinerja organisasi lebih efisien karena teknologi informasi dapat menghapus
posisi penyambung komunikasi dari dua tempat yang berkepentingan, juga
menghapuskan batas waktu untuk operasi internasional. Selain itu peserta didik
atau mahasiswa bisa melaksanakan pembelajaran dengan berbasis internet yang
biasa disebut dengan e-learning sehingga pembelajarannya lebih praktis
dan hasil atau mutu dari pembelajarannya tidak kalah bagus dengan pembelajaran
klasikal.[10]
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dampak negatif yang dimunculkan dari
diterapkannya teknologi informasi ini di organisasi pendidikan adalah
terjadinya pengurangan tenaga kerja karena pekerjaan yang dulunya dikerjakan
oleh manusia sudah tergantikan oleh teknologi inforasi yang berkembang. Hal ini
akan menyebabkan bertambahnya angka pengangguran.
Secara umum perkembangan teknologi informasi ini
mengganggu hak privasi individu, bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah
di luar etika penggunaannya misalnya;
pemanfaatan teknologi komputer dengan mudah dapat mengakses data dan informasi
dengan cara yang tidak sah, belum lagi ada sebahagian orang yang memanfaatkan
komputer dan internet untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk
kesenangan atau hobi, adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan
kriminal.
Bukan suatu hal yang baru bila kita mengamati bahwa
dengan kemajuan teknologi, semakin meningkat pula kejahatan dengan memanfaatkan
teknologi informasi ini. Kejahatan yang di maksud tersebut adalah salah satu
dampak teknologi informasi terhadap etika
dan sosial seperti kriminalitas ataupun penipuan.
Dari berbagai uraian di atas, penulis dapat menarik suatu gambaran bahwa
teknologi informasi yang berkembang cepat membawa dua dampak yaitu positif dan
negatif. Namun, terlepas dari dampak tersebut, terlihat bahwa berbagai
organisasi khususnya organisasi pendidikan menyambut dengan baik perkembangan
teknologi informasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya sekolah
dan universitas yang menerapkan teknologi informasi. Keputusan yang diambil
oleh sekolah dan perguruan tinggi dalam menerapkan teknologi informasi memang
sangat baik apabila disesuaikan dengan kondisi dari sekolah atau universitas
karena memang banyak sekali manfaat serta dampak postif yang diperoleh dari
penerapan teknologi informasi. Namun, sekolah dan universitas juga harus
mempersiapkan strategi untuk menghadapi dampak negatif dari penerapan teknologi
informasi yaitu pengurangan tenaga kerja yang nantinya berimbas pada
meningkatnya angka pengangguran. Untuk itu, diperlukan suatu strategi untuk
mengatasi maslah tersebut. Salah satu caranya adalah memadukan antara teknologi
informasi dengan sumber daya manusia agar tidak terjadinya peningkatan
pengangguran.
Penghematan waktu dan kecepatan penyajian informasi akibat penerapan
teknologi informasi tersebut akan memberikan kesempatan kepada guru dan
pengurus sekolah untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan pembinaan kepada
siswa. Dengan demikian siswa akan merasa lebih dimanusiakan dalam upaya
mengembangkan kepribadian dan pengetahuannya.
C. Hasil
implementasi sistem informasi manajemen pendidkan
Teknologi
informasi sekarang ini berkembang begitu pesatnya sehingga implementasi teknologi informasi dan komunikasi beserta
komponen infra strukturnya benar-benar telah menandai terjadinya revolusi
peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam sistem organisasi
dapat di selesaikan secara cepat, akurat, efektif dan efisien.
Pemanfaatan
sistem informasi manajemen khususnya dalam bidang pendidikan sudah sangat
diperlukan dalam pengelolaan, baik dalam hal pengelolaan administrasi akademik,
akademik kepegawaian, administrasi pelaporan dan masih banyak lagi
bidang-bidang lain yang membutuhkan layanan Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan. Kebutuhan aplikasi database yang dapat mengelola data dan informasi
sekolah, manajemen sekolah dan komite-komite pengajaran dan pembelajaran, juga
mengangkat kebutuhan untuk menjadikan laporan-laporan dari sekolah secara cepat
dan valid kepada instansi terkait seperti laporan ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota maupun ke Kementrian Pendidikan Nasional.[11]
Mengingat
peran sistem informasi manajemen yang begitu penting sangat diperlukan oleh suatu
lembaga/satuan pendidikan. Upaya dan usaha menerapkan IT dalam menunjang
kelancaran kinerjanya, dengan kondisi semacam itu seluruh tenaga kependidikan
dan pendidik terus melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki sistem-sistem yang
sudah ada.
Teknologi informasi juga merupakan salah satu senjata pesaing. Hal ini
tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi menjadi salah satu alat untuk
meningkatkan efisiensi dalam aktivitas operasional lembaga pendidikan, bahkan
untuk menjadi pilihan masyarakat saat ini, lembaga pendidikan harus memiliki sperangkat
teknologi informasi yang memadai.[12]
Dalam
rangka memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah. Sebuah komitmen terhadap kualitas pendidikan. Terkait dengan
visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan
untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Pergeseran
paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,
dilaksanakan, agar efektif dan efisien.[13]
Sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses.
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran
untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sumber:
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007.
Implementasi sistem informasi BIOSMK di sekolah merupakan upaya yang sudah
seharusnya dilakukan. Sesuai dengan standar isi pendidikan yaitu sistem
informasi manajemen pendidikan (SIM) BIOSMK untuk mendukung proses manajemen
pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan (kepala sekolah) pada dasarnya
adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus memiliki kapabilitas untuk
memperoleh, menyimpan, mengolah, mengambil kembali, serta menyajikan informasi
sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan yang dapat
dipertanggung jawabankan secara moral.
Menurut
Kenneth Promozic dalam gelombang inovasi teknologi di bagi
dalam beberapa tahapan yaitu:
1.
Reducing cost
Pertimbangan dalam tahapan ini, teknologi informasi
dikaitkan dengan urusan administratif yang bertujuan mengurangi biaya.
Contohnya penggunaan komputer sebagai pengganti mesin tik. Komputer jauh lebih
unggul dibandingkan dengan mesin tik ditinjau dari kecepatan, kerapian,
penggunaan kertas, dan sebagainya. Selain itu juga komputer dapat menyimpan
data dalam bentuk softcopy yang lebih tahan lama dibandingkan kertas secara
fisik. Perusahaan menitikberatkan pada perspektif efisiensi (cheaper,
faster, and better) dalam aktivitas sehari-hari.
2.
Leveraging
Investment:
Tahapan kedua, teknologi informasi dipandang sebagai
aset yang menguntungkan dibandingkan dengan teknologi serupa atau dengan kata
lain memiliki value added Perbandingan ini diukur dari segi
keuangan, misalkan pengiriman surat dengan email jauh lebih murah
dibandingkan dengan pengiriman surat secara manual yang membutuhkan waktu lebih
lama dan mahal atau sama halnya dengan komunikasi menggunakan telephone
untuk interlokal atau internasional jauhh lebih mahal jika dibandingkan
berkomunikasi melalui chatting atau internet (VOIP).
3.
Enhancing
products and services
Tahapan ketiga terjadi ketika sebuah teknologi dapat
memberikan kontribusi signifikan dalam proses penciptaan produk dan jasa,
sehingga menambah nilai dan kualitas dari produk dan jasa yang ditawarkan.
Ukuran yang sering digunakan adalah perubahan dalam market share.
Sebagai contoh adanya dengan adanya call center secara online bagi
para pelanggan yang ingin menyampaikan komplain atau menanyakan informasi
tentang produk dan jasa yang ditawarkan. Fasilitas ini tentu saja menjadi
faktor penentu ketika para pelanggan membeli produk dan jasa.
4.
Enhancing
executive decision making:
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan dinamika
pasar, maka top manajemen perusahaan membutuhkan pengambilan keputusan
yang cepat dan berkualitas. Kecepatan proses pengolahan data menjadi informasi dan
terakhir menjadiknowledge merupakan faktor yang fundamental
untuk tetap unggul di kancah persaingan. Oleh karenanya perusahaan mulai
menerapkan konsep manajemen modern untuk memperbaiki kinerja perusahaan
sepertibusiness process reengenering, balanced scorecard, six sigma,
total quality management, dsb. Peranan teknologi infornasi disini
sebagai enabler dimulai dari proses pengumpulan data,
pengolahan, integrasi, pelaporan, analisa, dan sampai kepada pengambilan
keputusan.
5.
Reaching the
customer
Tahapan kelima teknologi informasi dipandang telah
menjadi alat untuk mendapatkan pelanggan. Biasanya ini terjadi pada perusahaan
penyedia jasa, teknologi informasi diekploitasi secara maksimal 24 jam x 7 hari
dan menembus batas ruang dan batas waktu (ubiquitous). Teknologi informasi menjadi
penghubung antara perusahaan dengan pelanggan, lihat saja internet
banking, mobile banking, home shopping, e-consultancy, e-commerce, dsb
Menurut Budi Sutedjo dalam Eti Rochaety bahwa gelombang
teknologi informasi yang berbasis internet berkembang melalui beberapa tahapan
sebagai berikut:
1.
Gelombang
pertama, pemanfaatan TI difokuskan untuk meningkatkan prouktivitas dan memperkecil biaya.
2.
Gelombang
kedua, TI difokuskan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan
peralatan komputer melalui pembangunan
jaringan komputer.
3.
Gelombang
ketiga, TI difokuskan untuk menghasilkan keuntungan melalui pembangunan
program sistem informasi.
4.
Gelombang
keempat, TI difokuskan untuk membantu proses pengambilan
keputusan dari data kualitatif.
5.
Gelombang
kelima, TI difokusakan untuk meraih pelanggan (konsumen)
melalui pengembangan jaringan internet.[14]
6.
Gelombang
keenam, TI mengembangkan sistem jaringan tanpa kabel
(wireless). Sistem tersebut dapat memungkinkan seseorang mengakses internet
melalui komputer yang terhubung ketelepon seluler.[15]
III>>. PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Bentuk
implementasi sistem informasi manajemen pendidikan makin banyak dijumpai, selain
seperti pada bisnis, perbankan, pemerintahan, ataupun perhotelan. Dalam dunia
pendidikan (SIMDIK) pun sistem informasi manajemen serta teknologi informasi
sangatlah mendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengembangkan sistem informasi manajemennya agar mampu mengikuti perubahan
zaman.
2.
Dampak
implementasi sistem informasi manajemen pendidikan meiliki beberapa dampakyang
signifikan, baik positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah kinerja
organisasi dengn tersedianya informasi yang dibutuhkan,
secara cepat dan tepat, pekerjaan akan lebih efektif dan efisien. Sedangkan dampak negatif terjadinya
pengurangan tenaga kerja karena pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh manusia
sudah tergantikan oleh teknologi informasi yang berkembang.
3.
Hasil
implementasi (SIMDIK) tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi menjadi
salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi dalam aktivitas operasional
lembaga pendidikan, bahkan untuk menjadi pilihan masyarakat saat ini, lembaga
pendidikan harus memiliki seperangkat teknologi informasi yang memadai.
B. Implikasi
Dalam setiap langkah dan tindakan sudah seharunya kita sesuaikan dengan
pola hidup yang mampu beradaptasi di zaman yang modern seperti sekarang baik
berteknologi maupun secara berbudaya, sudah seharunya kita sama-sama menjaga
etika yang punya moral dan berbudaya.
DAFTAR PUSTAKA
B. Davis,
Gordon. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Cet. IX; Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo,
1998.
Hidayanto, Dwi
Nugroho. Pemikiran Pendidikan dari
Filsafat ke Ruang Kelas Cet. III; Samarinda: Spirit Grafindo, 2011.
Muslim Sri
Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Cet.
II; Bandung: Alfabeta, 2010.
Nata, Abuddin. Manajemen
Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Cet. 4; Jakarta:
Media Grafika, 2010.
Nugroho,
Eko. Online; http://sastramasalahkita.blogspot.com/2012/03/sudah-saatnya-pemanfaatan-sistem.html. Diakses 3 Desember 2013.
Promozic,
Kenneth. Online; http://jsofian.wordpress.com
/2009/05/06/tahapan-gelombang-inovasi/. Diakses 26
November 2013.
Uno, Hamzah B. dan
Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran Cet. II;
Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Republik
Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Cet. IV; Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Rochaety, Eti, dkk. Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Suhertian Piet
A, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet. I;Bandung: Alfabeta,
2011.
Terry, George R. dalam Iqbal Hasan, Principles Of Management,
Tc; T.t.t: T. P , 2002.
W. Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja , Cet.
XIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2010.
Zilkifli
Amsyah, Manajemen Sistem Informasi, Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
[1]Zilkifli Amsyah, Manajemen
Sistem Informasi (Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 453.
[2]Eti Rochaety, dkk., Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2.
[3]Eti Rochaety, dkk., Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan, h. 16.
[4]Republik Indonesia, Undang-Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Cet. IV;
Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 3.
[6]Sarlito W. Sarwono, Psikologi
Remaja (Cet. XIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2010), h. 139.
[7]Gordon B. Davis, Kerangka
Dasar Sistem Informasi Manajemen (Cet. IX; Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo, 1998), h. xiii.
[8]Dwi Nugroho Hidayanto, Pemikiran
Pendidikan dari Filsafat ke Ruang Kelas (Cet. III; Samarinda: Spirit
Grafindo, 2011), h. 91.
[9]Eti Rochaety, dkk., Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan, h. 74.
[10]Eti Rochaety, dkk., Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan, h. 75-76.
[12]Eti Rochaety, dkk., Sistem
Iformasi manajemen Pendidikan, h. 17.
[13]Kenneth Promozic, Online; http://www.jsofian.wordpress.com /2009/05/06/tahapan-gelombang-inovasi.
[14]Kenneth Promozic, Online; http://www.jsofian.wordpress.com /2009/05/06/tahapan-gelombang-inovasi.
[15]
Eti Rochaety, dkk., Sistem
Iformasi manajemen Pendidikan, h. 74.
Komentar
Posting Komentar